Sabtu, 21 Mei 2011

ENAM LANGKAH UNTUK MENYELESAIKAN KONFLIK SECARA BIJAKSANA

Kenali dulu masalahnya
Cobalah jangan bikin semua hal jadi lebih rumit. Konflik itu sendiri sudah rumit, kamu tidak perlu menambahkannya dengan emosi, kemaraha, atau sikap menyalahkan orang lain. Pikirkan dalam-dalam, apa sebenarnya akar masalahnya, dan masalah apa yang kamu taambahkan dengan kemarahanmu..?. Pisahkan aspek lain yang tidak termasuk dalam akar masalahmu dan fokuskan hanya pada aspek-aspek yang penting dalam masalah kamu.

Jangan bikin Keputusan yang Permanen
Jangan melindungi Posisimu
Membangun jarak atau bahkan mengembangkan sikap defensif terhadap orang lain, tentu akan membuat usaha penyelesaian konflik berjalan mundur. Dalam keadaan ini, kamu ada dalam posisi yang sangat siap untuk berkonflik. dan kamu juga siap buat melawan siapapun yang berseberangan dengan kamu. Ada banyak konflik muncul, yang kelihatannya sulit sekali buat diselesaka. Ini karena dua pihak yang berkonflik sama-sama keras kepala, coma berbicara dan melihat dari sudut pandang mereka sendiri daripada membicarakan apa yang benar-benar jadi kebutuhan mereka.

Pikirkan Apa yang Benar-benar Jadi Kebutuhan Kamu
Buatlah data tentang kebutuhan-kebutuhanmu, lalu perhatikan inti persoalan dan keberatanmu. Bukan hal yang mudah buat menyadari dan memahami apa yang jadi kebutuhan dan kekhawatiran kamu. Kadang dibutuhkan pengalaman utnuk memahami hal ini bahkan kita tidak paham apa sebenarnya jadi kebutuhan kita. Analisis dibutuhkan untuk menajabarkan apa yang jadi kebutuhan kita itu. Kamu perlu bersikap adil, baik sama diri kamu sendiri maupun terhadap orang lain. Karena itu, pengalaman dibutuhkan untuk bisa membedakan apa yang jadi kebutuhan orang lain dan apa jadi kebutuhanmu. Jangan ragu-ragu untuk minta bantuan ke orang lain yang lebih berpengalaman untuk melakukan untuk analisi kebutuahn ini

Memetakan Konflik
Konflik dapat menghasilkan sejumlah emosi negatif dalam diri kita, perasaan marah, perasaan terancam, dan perasaan takut. Penting bagi kita untuk berkepala dingin dalam situasi seperti ini. Membuat peta konflik adalah cara yang baik untuk membuang jauh-jauh segala emosi negatif ini dan kembali berpikira rasional. Selembar kertas dibutuhkan agar kamu kembali bersikap bijaksana. Berhentilah sesaat, tariklah diri kamu sesaat dari persoalan kamu, daan cobalah ekspresikan perasaan kamu dalam bentuk kata-kata. 
Tulis apa yang jadi pokok persoalan kemudian tuliskan pihak-pihak yang terliabt dalam konflik, cantumkan nama mereka, apa yang kira-kira jadi kebutuhan dan apa yang kira-kira jadi ketakutan bagi mereka.

Mulai Cari Solusi
Model Solusi 
- Solusi yang memuaskan bagi kedua belah pihak
 Tipe solusi seperti ini mensyaratkan waktu, kebijaksanan, kesabaran dan kesadaran akan keinginan pihak lain serta tanggung jawab satu sama lain. Artinya untuk berhasil dalam tipe solusi seperti ini dibutuhkan kerja keras dari pihak-pihak yang berkonflik. Hasil akhir adalah pihak-pihak ini akan lebih memahami satu sama lain daripada sebelumnya.
- Kompromi
Kompromi adalah benuk solusi yang baik bagi konflik meskipun tidak sebaik solusi poin sebelumnya. Masing-masing pihak sama-sama memberi ruang, mereka berbagi kekalahan tapi dua-duanya juga dapat sesuatu, ini adalah cara menyelesaikan konflik yangb adil dan cepat. Kompromi sama-sama melindungi martabat mereka. Hanya saja, persoalan mungkin belum selesai, kalau salah satu atau keduanya tidak benar-benar merasa puas dengan hasil kompromi.
- Solusi Untung-untungan.
Solusi pakai cara macamini cuma bagus buat hal-hal yang tidak begitu penting, karena solusi ini juga tidak sulit dab tidak banyak butuh usaha, selain koin dan kertas kocokan (he.he.he..)
- Mengalalah pada Pihak Lain
Ketika konflik tidak menyangkut hal yang cukup penting atau kondisinya lebih penting untuk menjaga hubungan baik, maka mengalah adalah solusi yang masuk akal.
- Konflik Palsu
Konflik ini bersumber semata-mata kesalahpahaman saja karena ikut campurnya pihak ketiga.
 
Menerapkan Solusi

Setelah ketemu sebuah solusi, hal paling penting buat kamu lakukan adalah bersepakat mengenal langkah pertama realisasi. Dengan kata lain mulai bertindak konkret, juga ide yang baik untuk mulai menentukan hukuman apa yang akan diberikan buat pihak yang tidak patuh dengan perjanjian.
Yang terakhir, konflik memang persoalan yang bikik pusing. Makanya kedua belah pihak mesti terlibat dalam penyelesaian konflik ini, mereka mesti sadar bahwa mereka bukan musuh, bahwa mereka akan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan konflik, karena itu tidak cukup buat mereka bila cuma saling melihat dari sudut pandang masing-masing. Mereka wajib duduk bersama untuk sebuah penyelesaian yang manis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar