Sepasang kakek dan nenek pergi belanja ke sebuah toko souvenir untuk
mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah
cangkir yang cantik. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada
suaminya. "Kau benar, itu cangkir tercantik yang pernah aku lihat,"
ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud
berbicara. "Terima kasih untuk perhatiannya. Perlu diketahui bahwa aku
dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah
seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang perajin
dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutar hingga aku merasa pusing. Stop! stop!
Aku berteriak, tetapi orang itu berkata, "Belum!" Lalu ia mulai
menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! stop! Teriakku lagi. Tapi orang
ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk
lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras.
Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata, "Belum!" Akhirnya, ia mengangkat aku dari perapian itu
dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir selesailah penderitaanku. Oh,
ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia
mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! stop! Aku berteriak.